Sahabat SSP

Sunday 21 August 2011

CINTA, KEKAYAAN, KECANTIKAN, KESEDIHAN, KEGEMBIRAAN & WAKTU

Alkisah di suatu pulau kecil, tinggallah berbagai macam benda-benda abstrak: ada CINTA, KEKAYAAN, KECANTIKAN, KESEDIHAN, KEGEMBIRAAN dan sebagainya. Awalnya mereka hidup berdampingan dengan baik dan saling melengkapi. 

Namun suatu ketika, datang badai menghempas pulau Kecil itu dan air laut tiba-tiba naik semakin tinggi dan akan menenggelamkan pulau itu. Semua penghuni pulau cepat-cepat berusaha menyelamatkan diri. 

CINTA
sangat kebingungan sebab ia tidak dapat berenang dan tak mempunyai perahu. Ia berdiri di tepi pantai mencuba mencari pertolongan. Sementara itu air makin naik membasahi kaki CINTA. Tak lama CINTA melihat KEKAYAAN sedang mengayuh perahu.

"
KEKAYAAN! KEKAYAAN! 
Tolong aku!" teriak
CINTA. Lalu apa jawab KEKAYAAN,

"Aduh! Maaf,
CINTA!" kata KEKAYAAN
"Perahuku telah penuh dengan harta bendaku. Aku tak dapat membawamu serta, nanti perahu ini tenggelam. Lagipula tak ada tempat lagi bagimu di perahuku ini." 

Lalu KEKAYAAN cepat-cepat mengayuh perahunya pergi meninggalkan CINTA tenggelam. 

CINTA
sedih sekali, namun kemudian dilihatnya KEGEMBIRAAN lewat dengan perahunya.

"
KEGEMBIRAAN!
Tolong aku!", teriak
CINTA. Namun apa yang terjadi, 

KEGEMBIRAAN
terlalu gembira karena ia menemukan perahu sehingga ia tuli tak mendengar teriakan CINTA. Air makin tinggi membasahi CINTA sampai ke pinggang dan CINTA semakin panik. Tak lama lewatlah KECANTIKAN.

"
KECANTIKAN! Bawalah aku bersamamu!", teriak CINTA.

Lalu apa jawab
KECANTIKAN, "Wah, CINTA, kamu basah dan kotor.Aku tak bisa membawamu ikut. Nanti kamu mengotori perahuku yang indah ini." sahut KECANTIKAN

CINTA
sedih sekali mendengarnya. CINTA mulai menangis terisak-isak. Apa kesalahanku, mengapa semua orang melupakan aku.

Saat itu lewatlah
KESEDIHAN. Lalu CINTA memelas, "Oh, KESEDIHAN, bawalah aku bersamamu", kata CINTA. Lalu apa kata KESEDIHAN,

"Maaf,
CINTA. Aku sedang sedih dan aku ingin sendirian saja...", kata KESEDIHAN sambil terus mengayuh perahunya. 

CINTA
putus asa. Ia merasakan air makin naik dan akan menenggelamkannya. CINTA terus berharap kalau dirinya dapat diselamatkan. Lalu ia berdoa kepada Tuhannya, oh tuhan tolonglah aku, apa jadinya dunia tanpa aku, tanpa CINTA?

Pada saat kritis itulah tiba-tiba terdengar suara,

"
CINTA! Mari cepat naik ke perahuku!" CINTA menoleh ke arah suara itu dan melihat seorang tua reyot berjanggut putih panjang sedang mengayuh perahunya. Lalu Cepat-cepat CINTA naik ke perahu itu, tepat sebelum air menenggelamkannya.

Kemudian di pulau terdekat, orang tua itu menurunkan
CINTA dan segera pergi lagi. Pada saat itu barulah CINTA sadar, bahwa ia sama sekali tidak mengetahui siapa orang tua yang baik hati menyelamatkannya itu. CINTA segera menanyakannya kepada seorang penduduk tua di pulau itu, siapa sebenarnya orang tua itu.

"Oh, orang tua tadi? Dia adalah "
WAKTU", kata orang itu. Lalu CINTA bertanya

"Tapi, mengapa ia menyelamatkanku? Aku tak mengenalnya. Bahkan teman-teman yang mengenalku pun enggan menolongku", tanya
CINTA heran.
"Sebab", kata orang itu,
"hanya WAKTU lah yang tahu berapa nilainya harga sebuah CINTA itu......"

No comments:

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...